Monday, June 6, 2016

Belajar dari India - Terjemahan Wawancara Bharat Singh Chauhan

Berikut adalah request terjemahan dari artikel Chessbase yang mewawancarai presiden federasi catur India, Bharat Singh Chauhan. Penulis catur Indonesia ibu Hasiholan Sireger , di Facebook, memberikan latar belakang pentingnya membaca pengalaman pak Bharat Singh ini :

MENGAPA CATUR INDIA BEGITU MAJU?

Catur sedang booming di India. Pecatur mereka ada di mana-mana. Sebut turnamen terbuka di mana saja, selalu ada terselip pecatur India di dalamnya. Bukan hanya satu atau dua orang. Mereka datang berbondong-bondong bak mau ke kondangan. Kenapa bisa begitu? Apa yang membuat catur begitu digemari saat ini di India?

Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita berkenalan dengan salah satu tokoh catur yang sangat dihormati di negara itu. Namanya: Bharat Singh Chauhan.

Chauhan adalah Presiden Asosiasi Catur Delhi. Dia juga CEO dari Federasi Catur India, Wakil Presiden Federasi Catur Asia, Ketua Asosiasi Catur Negara-Negara Persemakmuran dan Ketua Komisi Teknik FIDE. Bagi pecatur India, dia lebih dikenal sebagai penyelenggara turnamen terbaik di India dalam hal kualitas dan jumlah hadiah uang termasuk penyelenggaraan turnamen internasional.

sumber artikel asli di SINI.

Berhubung artikelnya sangat panjaaaang, maka ini adalah terjemahan yang sudah dipadatkan dan disederhanakan. Penulis juga melewatkan beberapa poin yang tidak terlalu penting. Selamat membaca ...

Penanya: Yuk kita cerita mulai dari awal. Gimana sih awal-awalnya kok bapak bisa nyantol di dunia pengembangan catur?

Pak Chauhan: Itu terjadi di akhir tahun 1970an, saya mau pergi turun bermain catur di Kejurda Junior di kota Goa. Begitu sudah sampai di Goa, eh ternyata turnamenya dibatalkan. Di jaman itu, nggak ada email, nggak ada handphone, dan panitia bilang ke saya mereka sudah kasih tahu ke asosiasi bahwa turnamennya dibatalin. Lalu, saya, dan teman-teman,  pulang dengan kereta api dan kami numpang di toilet kereta api.   Tentunya kami sih main catur selama perjalanan dan selama di dalam toilet tersebut. Tapi saya kecewa banget. Saya sangat suka sama catur. Waktu itu saya langsung berpikir, kalau nanti saya dapat rejeki saya akan berbuat sesuatu untuk catur. Lalu tahun 1995 saya ada usaha di real estate dan rejekinya oke. Saya jadi berkecukupan dana dan akhirnya memutuskan, ok, ini saatnya saya berbuat sesuatu untuk catur, gara-gara kisah sedih di kejurda junior itu. Itu pengalaman yang nggak enak tapi justru menjadi pemicu. Saya bertemu banyak orang baik di catur dari episode tersebut.

Tanya : peristiwa yang membawa bapak ke dunia catur.
P.C.: Betul

Tanya : Jadi, tahun 1995 itu bapak join AICF (federasi caturnya India).
PC: Bukan, saya pikir sekitar tahun 2001 gitu...

T: Gimana kondisi percatur di India waktu itu, situasi di federasi? Pak Koya yang ada di masa itu.
PC: Kurang baik waktu itu. Maksud saya, India punya banyak prioritas lain, masalah kesehatan, pendidikan. Olahraga nggak jelas dapat prioritas ke berapa dari pemerintah. Tentang federasi, saya tidak mau ungkit-ungkit area abu-abu orang lain. Saya mau cerita apa yang kami lakukan saja. Pokoknya susah dech, kalau seorang pecatur musti naik kereta api, duduk di toilet lagi, untuk bisa sampai di kejurda junior, maka kamu bisa bayangkan lah sikon nya....

T: Ada nggak moment-moment yang mengesankan yang terjadi waktu bapak baru masuk ke AICF?
PC: Ya ada beberapa kejadian. Kadang tim India mau berangkat tapi tidak dapat "clearance" / "Visa/ijin", saya tuh yang bantu mereka dapatkan dari pemerintah. Kadang nggak ada tiket pesawat, tidak ada visa. Saya bantu mereka dan filosofi saya jelas. Saya mau mereka jadi besar, caranya kamu musti membantu mereka , bantu dalam keuangan. Itu caranya. Banyak pecatur datang ke New Delhi dan tinggal di rumah saya. Tentang AICF, tahun 2000 ada World Championship di Teheran dan Delhi. Waktu itu saya belum di AICF. Waktu itu Anand bisa ikutan. Tapi ada problem di transmisi live, papan catur digital dan lain-lain susah berjalan. Semua macet waktu itu, mereka berusaha yang terbaik tapi tetap tak bisa. Saya dikasih tahu malam itu, sekitar jam 1 malam, saya lobi sana sini dan akhirnya ada solusi dalam tiga jam sebelum turnamen di mulai. FIDE World Championship pun bisa dimulai.

T: Jadi itu juga awalnya bapak mulai eksis?
PC: Ya. Waktu itu ada banyak orang yang kerja tapi tidak ada ketertarikan dalam catur. Orang-orang di AICF mulai berpikir saya kayaknya cocok karena saya banyak bekerja.

T: Jadi mulai deh ngatur-ngatur di sana...
PC: Belum, waktu itu saya baru bantu bantu / (I was joint secretary...)

T: Apa tujuan bapak untuk percaturan India, waktu itu?
PC: Jujur sih saya mau jadi pecatur, jadi grandmaster. Tapi saya sadar itu tidak bisa saya capai. Jadi saya mulai kerja di hal lain, jadi fasilitator , bantu di keuangan. Saya harus bantu mereka. Waktu saya masuk di AICF, tujuan saya India musti punya 30 grandmaster. Waktu itu ini ambisi yang besar. Sekarang...sudah ada 40 grandmaster, tentunya sekarang jaman yang berbeda. Saya sudah lewati tuh jaman kami hanya punya Manual Aron, itu si Master International satu-satunya yang kami punya!

Bharat Singh Chauhan, presiden AICF (All India Chess Federation), di sela-sela kesibukan masih tetap aktif bermain catur meladeni siapa saja

T: Bapak jatuh bangun di hari-hari seperti itu...
PC: Iya, memiliki GM itu pencapaian besar waktu itu. IM sudah besar, jadi kami mulai kerja untuk mencetak sekitar 20-30 GM di negeri kami.

T: itu tujuannya waktu itu... apakah ada visi misi lainnya?
PC: ada dong. kami juga lalu fokus di pengembangan generasi muda. Saya memutuskan segera prioritas di kaum muda. Kaum muda adalah power di catur, karena mereka dipilih waktu kecil, ditempa dari kondisi masih polos dan mereka berpotensi mencetak prestasi, kamipun cetak banyak GM!

T:  jadi idenya adalah melatih pecatur muda, bikin mereka tertarik dan bikin camp pelatihan dll?
PC: Yap begitu. Saya melatih selama beberapa tahun, saya melatih Vishal Sareen dan beberapa junior. Vishal jadi IM dan pelatih top.



T: Gimana kondisi pelatihan waktu itu, udah melek teknologi belum?
PC: Belum, waktu itu kami tidak ngerti dunia electronic. Kami cuma pakai buku yang dipublis di Eropa dan India. Kami musti nunggu-nunggu tuh buku. Begitu teknologi sampai ke India, langsung kami jadikan prioritas untuk dipelajari. Membawa literatur catur ke negara kami India.


turnamen the 4th Parsvnath International adalah hasil organizernya, turnamen ini yang dimaksud dalam wawancara di bawah ini

T: Waktu itu ada yang special, turnamen yang bapak rancang punya hadiah yang sama dari kategori Grandmaster, kategori 2000 dan kategori 1600?
PC: Nih saya kasih tahu mantranya untuk memajukan catur. Waktu itu hadiah besar hanya bisa didapatkan grandmaster dan banyak banget pecatur lainnya tidak dapat apa-apa , cuma dikit. Lalu timbulah ide tersebut di mana pecatur yang cuma 1600 punya kesempatan yang sama untuk meraih hadiah besar. Ini merangsang banyak orang untuk bermain catur. sampai-sampai kami musti pakai stadium untuk tempat turnamen catur. Sekitar 1000 hingga 1800 orang datang ke turnamen. Dana dari pendaftaran pecatur-pecatur di kategori yang berbeda-beda tersebut cukup untuk menutupi pendanaan untuk menyewa tempat. Kami pun menjaring sekitar 300an calon pecatur baru. Kami dapat banyak penonton catur baru. Itu dilakukan di tahun 2013.

masih ada beberapa point di bagian akhir yang tidak kami ikutkan karena terlalu panjang... namun intinya pak Chauhan menceritakan hasil dari jerih payah dan inovasinya di bidang organizer turnamen catur. Bercerita tentang bagaimana walaupun sibuk menata catur dia juga masih aktif bermain catur, dan lain-lain.. Artikel ini masih bersambung.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...